Profil
Kyai Sarengat mendirikan sebuah lembaga pendidikan madrasah diniyah Al-Hikmah desa Sumber kecamatan Sanankulon kabupaten Blitar. Kurang lebih kisaran tahun 1990-an dengan sarana dan prasarana yang minim, yang jauh berbeda dengan keadaan lembaga pendidikan pada saat sekarang ini. Madrasah diniyah Al-Hikmah sebagai bentuk perwujudan dari pengabdian dan sumbangsih pemikiran Kyai Sarengat kepada masyarakat desa Sumber kecamatan Sanankulon kabupaten Blitar, yang pada saat itu masih mengalami keterbelakangan dalam hal pendidikan.
Masyarakat desa Sumber kecamatan Sanankulon kabupaten Blitar pada saat itu masih tergolong masyarakat primitif dan haus akan pendidikan. Oleh karenanya, mereka menerima dengan lapang dada dan bahkan memberikan berbagai bentuk dukungan baik materil atau non materil terhadap berdirinya lembaga pendidikan madrasah diniyah tersebut, hal ini terlihat dari tingginya rasa antusias masyarakat ketika pertama kali lembaga ini didirikan. Selain itu, masyarakat juga dengan antusias mempercayakan pendidikan anak-anak mereka kepada lembaga madrasah diniyah Al- Hikmah, yang kebetulan pada saat itu hanya ada satu lembaga pendidikan di desa Sumber kecamatan Sanankulon kabupaten Blitar, yakni madrasah diniyah Al-Hikmah.
Setelah wafatnya Kyai Sarengat (selaku perintis dan pendiri), madrasah diniyah Al-Hikmah merasa sangat kehilangan sosok pemimpin yang memiliki kharismatik luar biasa yang dibanggakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Sumber. Peralihan pemimpin/pengasuh madrasah diniyah digantikan oleh putra beliau, KH. Misbahuddin Ahmad dibantu istri beliau Hj. Shobiyah untuk meneruskan perjuangan ayahnya (Kyai Sarengat). Pada saat itu putra beliau, KH. Misbahuddin Ahmad masih tinggal di Gresik. Setelah putra kedua (KH. Misbahuddin Ahmad), Agus Zainul Fajri, M.Ag lulus dari Mamba’us Sholihin Gresik, Kyai Misbahuddin sowan kepada pengasuh Mamba’us Sholihin Gresik (KH Masbuhin Faqih) untuk minta restu mengembangkan madrasah diniyah al-Hikmah Sumber menjadi pondok pesantren cabang dari pondok pesantren Mamba’us Sholihin Gresik. Setelah mendapat izin untuk mengembangkan madrasah dari pengasuh Pondok Pesantren Mamba’us Sholihin Gresik. Kyai Misbahuddin minta restu kepada almaghfurlah KH Abdullah Faqih Langitan. Setelah restu dari kedua Kyai kharismatik tersebut, lalu berdirilah pondok pesantren al-Hikmah tersebut.
Berkat perjuangan beliau pondok pesantren dan madrasah diniyah Al-Hikmah terus mengalami peningkatan. Sehingga beliau mengganti namanya menjadi pondok pesantren Mamba’us Sholihin-2 yakni cabang dari pondok pesantren Mamba’us Sholihin Gresik.
Kepemimpinan Kyai Moh. Zainul Fajeri, M.Ag tidaklah jauh beda dengan sistem kepemimpinan almaghfurlah Abahnya KH. Misbahuddin Ahmad, sehingga pondok pesantren Mamba’us Sholihin yang dipimpinnya terus mengalami perkembangan sampai sekarang.
Nama Pengasuh : Moh. Zainul Fajri, M.Ag
Nama Pendiri : Moh. Al Amin, S.Pd.I, Mm
Jenjang Pendidikan
Mamba'us Sholihin Blitar memiliki lembaga pendidikan mulai dari SMP, SMA, dan sekolah tinggi (INKAFA). Madin,TPQ
Jumlah Santri Putra : 292
Jumlah Santri Putri : 331
Pendidikan Formal :
1. SMP MAMBAUS SHOLIHIN BLITAR
2. SMA MAMBAUS SHOLIHIN BLITAR
3. INKAFA
Pendidikan Informal :
1. MADIN MBS
2. TPQ MBS
Ekstrakurikuler
Seni baca Al Qur’an, Kajian kitab Kuning, Kaligrafi, praktek mengajar, bahtsul masa’il diniyah, mading (majalah dinding), training khitobah, olahraga, bimbingan pelajaran umum, kursus komputer, menjahit, kursusbengkel, silat, dan lain-lain
Fasilitas
Fasilitas Pondok Pesantren : Masjid, asrama santri, kantor, asrama pengasuh, dapur, gedung sekolah, lapangan, koperasi santri, perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, gudang, kamar mandi/wc, klinik kesehatan.